Rektor Cyber University: Awas! Cyber Risk Bisa Bikin "Terkapar"

Daftar Isi

Waduh, gawat nih! Dunia bisnis sekarang kayak medan perang, tapi musuhnya bukan tentara, melainkan serangan siber yang bisa bikin kita “terkapar”! 😱 Rektor Cyber University, Bapak Gunawan Witjaksono, udah ngasih peringatan keras nih. Yuk, kita simak lebih lanjut!

Ancaman Cyber Risk: Bikin Bisnis “Ambruk” Seketika?

Rektor Cyber University: Awas! Cyber Risk Bisa Bikin "Terkapar"
image just illustration

Dalam acara Risk Management Workshop & Award VII 2025, Bapak Gunawan bilang kalau ancaman siber itu nyata banget. Bahkan, bisa bikin bisnis kita ambruk sebelum sempat bilang “Oops!”. Gak main-main, kan? Dari masalah keuangan sampai reputasi, semuanya bisa kena imbasnya. Apalagi, regulasi makin ketat, jadi tekanan buat kita juga makin besar.

Musuh di Balik Layar: Hacker dengan AI

Bapak Gunawan juga mengingatkan tentang hacker yang makin canggih dengan kecerdasan buatan (AI) dan otomatisasi. Mereka bisa mencari celah sekecil apapun untuk menyerang. Jenis serangannya pun beragam, mulai dari pencurian data, ransomware (yang nyandera informasi), sampai denial-of-service (yang bikin layanan bisnis kita terkapar). Kebayang gak sih kalau data perusahaan kita bocor? Gak cuma uang yang hilang, kepercayaan pelanggan juga bisa ikut lenyap! 😭

Digitalisasi: Peluang dan Risiko yang Harus Diwaspadai

Transformasi digital memang bawa banyak peluang, tapi jangan lupa, risikonya juga gede. Perusahaan harus siap menghadapi tantangan di bidang privasi data, hak digital, dan juga derasnya gelombang disinformasi. Intinya, kita gak boleh lengah!

Cara Bertahan di Tengah Badai Cyber Risk

Terus, gimana dong cara kita bertahan? Menurut Bapak Gunawan, ada tiga kunci utama:

  1. Kesadaran: Kita harus sadar kalau ancaman siber itu nyata dan bisa menimpa siapa saja.
  2. Kebijakan yang Jelas: Perusahaan harus punya kebijakan yang ketat terkait keamanan siber.
  3. Teknologi yang Tepat: Manfaatkan teknologi seperti firewall, sistem deteksi intrusi (IDS), dan enkripsi data.

Tapi ingat, teknologi hanya alat, yang paling penting adalah manusianya. Karyawan harus dilatih biar gak lengah menghadapi ancaman siber. Kita juga harus rajin mengevaluasi celah keamanan di sistem kita.

Peran Cyber University dalam Menyiapkan Talenta Digital

Cyber University, sebagai the First Fintech University in Indonesia, udah lebih dulu ngadopsi kurikulum yang fokus pada keamanan siber, big data, dan blockchain. Mereka gak cuma mau mencetak talenta yang paham teknologi, tapi juga punya strategi yang jitu. Keren, kan?

Kesimpulan: Jangan Sampai “Terkapar” karena Cyber Risk!

Jadi, jangan anggap remeh ancaman siber ya! Kita harus terus belajar dan meningkatkan keamanan sistem kita. Jangan sampai bisnis kita jadi korban dan “terkapar” karena serangan siber.

Gimana nih, apakah kalian punya pengalaman atau tips seputar keamanan siber? Jangan ragu untuk share di kolom komentar ya! Atau kalau mau dapat info-info menarik lainnya, jangan lupa untuk mampir lagi di sini! 😉

Posting Komentar